TAMASYSTEM
Tak ada manusia yang sempurna, tapi tak ada salahnya selalu mencoba menjadi lebih baik lagi
Selasa, 04 Maret 2014
Rabu, 19 Desember 2012
AWAL PERJUMPAAN
The story of a muslim
Cerita ini dimulai dari sebuah
kota kecil di pinggiran sungai mahakam, sebuah kota yang baru berkembang dan
ramai lalu lintas oleh perdangannya khusus untuk hasil buminya, SAMARINDA
sebuah kota kecil yang menjadi sebuah ibukota provinsi. .
Jam masih menunjukan pukul
setengah 6, mentari pun masih enggan menampakkan diri, karna masih terhalang
oleh tebalnya kabut pagi,
“Bangun dek udah jam berapa ini kamu gak sekolah kah” triak
ibu sambil mengetuk pintu kamar
“malas bu, masih gelap juga kok” dengan santainya rio menjawab
Rio adalah seorang remaja berumur
15 tahun, seorang pemuda berperwakan asli jawa, dengan kulit sawo matang dan
rambut ikal, bapaknya adalah seorang guru madrasah dan ibu hanya seorang ibu
rumah tangga biasa yang sesekali berjualan gorengan untuk membantu
perekonomoian keluarga,
ARTI SEBUAH OBROLAN
Oleh : Ust. Musyaffa AbdurRahim,
Lc.
**
Tersebutlah dalam buku-buku
sejarah bahwa khalifah Umar bin Abdul Aziz, yang terkenal juga sebagai khalifah
Ar-Rasyid yang kelima, telah berhasil merubah gaya obrolan masyarakatnya.
Pada masa khalifah sebelumnya,
obrolan masyarakat tidak pernah keluar dari materi dan dunia, di manapun mereka
berada; di rumah, di pasar, di tempat bekerja dan bahkan di masjid-masjid.
Dalam obrolan mereka
terdengarlah pertanyaan-pertanyaan berikut, “Berapa rumah yang sudah engkau
bangun? Kamu sudah mempunyai istana atau belum? Budak perempuan yang ada di
rumahmu berapa? Berapa yang cantik? Hari ini engkau untung berapa dalam berbisnis?
Dan semacamnya.”
Pada zaman khalifah Umar bin
Abdul Aziz menjadi pemimpin, dan setelah dia melakukan tajdid (pembaharuan) dan
ishlah (reformasi), dimulai dari meng-ishlah dirinya sendiri, lalu istrinya,
lalu kerabat dekatnya dan seterusnya kepada seluruh rakyatnya, berubahlah pola
obrolan masyarakat yang menjadi rakyatnya.
Langganan:
Postingan (Atom)