The story of a muslim
Cerita ini dimulai dari sebuah
kota kecil di pinggiran sungai mahakam, sebuah kota yang baru berkembang dan
ramai lalu lintas oleh perdangannya khusus untuk hasil buminya, SAMARINDA
sebuah kota kecil yang menjadi sebuah ibukota provinsi. .
Jam masih menunjukan pukul
setengah 6, mentari pun masih enggan menampakkan diri, karna masih terhalang
oleh tebalnya kabut pagi,
“Bangun dek udah jam berapa ini kamu gak sekolah kah” triak
ibu sambil mengetuk pintu kamar
“malas bu, masih gelap juga kok” dengan santainya rio menjawab
Rio adalah seorang remaja berumur
15 tahun, seorang pemuda berperwakan asli jawa, dengan kulit sawo matang dan
rambut ikal, bapaknya adalah seorang guru madrasah dan ibu hanya seorang ibu
rumah tangga biasa yang sesekali berjualan gorengan untuk membantu
perekonomoian keluarga,
Rio tahun ini telah lulus dari
smp dan sekarang telah di terima si sebuah sekolah kejuruan negeri, dia
diterima di jurusan pemasaran, walau sesungguhnya dia hanya pengen masuk SMA
negeri saja, karena cita –citanya ingin menjadi seeorang guru , ya karena
keinginan bapaknya yang ingin melihat dia menjadi wirausahawan yang sukses maka
dia lebih memillih masuk sekolah kejuruan . . . . . :-)
Bangun yo. . kali ini bapak yang membangunkan, wah aku gak
bisa berkutik ni” gumam rio, iya pak aku bangun” sahut rio.
Dengan nyawa yang belum terkumpul
dia bergegas untuk mandi, rio emang hari ini terlihat sangat malas, ya maklum
lah ini adalah hari pertama masuk sekolah , rio sangat takut di kerjain ma kakak
kelasnya, ya karna pasti agenda pertama masuk sekolah adalah MOS atau masa
orientasi siswa, rio saat trauma dengan yang namanya masa orientasi, soalnya
dahulu saat masih menginjak bangku SMP rio pernah di kerjain oleh kaka kelasnya
habis – habisan sehingga mebuat dia di kenal oleh seluruh penjuru sekolah,
hehehe
Dengan pontang – panting dia
berangkat sekolah, mukanya terlihat sangat lesu sangat tak bersemangat, yo
kenapa kamu kok terlihat gak semangat” ucap ayah, rio hanya membalas dengan
senyum manis, Hari ini memang bapak yang mengantar rio karna rio takut
terlambat dan tak kebagian angkot maklum lah hari ini kan pertama masuk sekolah
jadi rio gak mau ngambil resiko untuk terlambat.
Sampai lah rio disekolah, dengan
hati yang bergetar dia memulai kehidupan barunya di sekolah barunya, bersama
teman – teman baru yang sampai saat ini belum ada yang dia kenal, ya maklumlah
rio satu –satunya lulusan dari smpnya yang di terima di sekolah itu, terlebih
dengan statusnya sebagai anak desa membuat dia tidak PD untuk bergaul, apalagi
sekolah ini adalah sekolah ungulan yang tak mudah untuk di terima masuk di
sekolah tersebut,
Hei dek ayok cepat masuk udah
masukan ni, perintah salah seorang kakak kelas yang bertugas sebagai panitia
MOS, rio pun buru – buru masuk ke kelas, sembari mencari kelas yang ia tempati,
ia sempatkan untuk mengecek kembali
attribut2 yang harus ia gunakan saat masa orientasi, rio memang orang
yang sangat prepare, dia gak mau hari pertamanya masuk sekolah berantakan karna
persiapan yang kurang,
Hari – hari rio di sekolah
dimulai, yang awalnya berjalan sangat tenggang dan kaku, seiring hari mulai
mencair dengan mulai banyaknya teman yang rio kenal, teman yang pertama kali
rio kenal saat si SMK adalah hasan, hasan pun sama dengan rio, dia berasal dari
jawa dan tidak mempunyai banyak teman di Samarinda, itulah yang membuat mereka
saat akrab, mereka sekelas bahkan duduk sebangku, terlebih hasan adalah seorang
anak ustad kondang itulah yang membuat rio saat srek dengan hasan,

wahaha,, mana lnjtnnya akhi, kq to be continued ni
BalasHapus